Rabu, 29 Mei 2013

UJI ASAM LEMAK-BIOKIMIA

JUDUL PRAKTIKUM       : Uji Asam Lemak
WAKTU PRAKTIKUM     : 23 Oktober 2012
TEMPAT PRAKTIKUM    : Laboratorium pendidikan biologi UIN Bandung                            
TUJUAN PRAKTIKUM    :
A.    Safonifikasi: jika lemak dan minyak dipisahkan  dengan alkali, asam lemak bebas, dan gliserol dilepaskan. Proses ini dikenal sebagi safonifikasi.
B.     Pembentukan sabun: kelebihan alkali yang bereaksi dengan asam lemak yang di lepaskan membentuk garam natrium atau kalium yang memberikan karakteristik  sabun larut dalam air tetapi diendapkan oleh penambahan NaCl berlebih. Garam magnesium dan garam kalsium tidak larut dan bila sabun di campur dengan air sudah tidak berbusa.

I.                   LANDASAN TEORI

Lemak meupakan substansi biologis yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik yang kurang polar seperti kloroform dan eter. Lemak yang terbentuk dari esterifikasi asam lemak dan gliserol disebut lemak sederhana sedangkan lemak yang terbentuk dari ester asam lemak dan gliserol yang mengandung gugus lain yang terikat pada asam lemak dan gliserol sedangkan lemak yang dihasilkan oleh hidrolisa lemak sederhana dan lemak majemuk disebut lemak turunan. Lemak yang pada suhu kamar berwujud cair disebut minyak. Suatu lemak dikatakan tidak jenuh apabila lemak tersebut memiliki ikatan rangkap, sedangkan lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi daripada lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh bereaksi positif pada larutan Hubl karena memberikan perubahan warna orange pada lemak tidak jenuh. (Kamal, 1994)
Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang. ( Poedjiadi : 2005)
Asam lemak yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hydrogen yang dapat diikatnya diamakan asam lemak jenuh. Asam lemak yang mengandung satu atau lebih ikatan rangkap dimana sebetulnya dapat diikat tambhaan atom hydrogen dinamakan lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh tunggal mengandung dua atau lebih ikatan rangkap. (Sunita Almatsier, 2004)
Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah. Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian rupa sehingga hanya sedikit saja berhubungan dengan air. Sebaliknya, gugus karboksilnya, karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang terutama terdiri atas air ( Poedjiadi : 2005)
Asam lemak adalah asam lemah. Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi dengan basa, membentuk garam. Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium disebut sabun lunak dan digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk sabun dan gliserol
Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain:
a.            Hidrolisis      :
Hidrolisis lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari triasilgliserol. Hidrolisis biasa disebut saponifikasi. Reaksi saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH, KOH)
b.            Penyabunan
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang disebut sabun

c.            Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid
Ketengikan adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak . Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri (http://www.scribd.com/doc/46124314/saponifikasi)


II.                ALAT DAN BAHAN
ALAT
                                  BAHAN                                
1
Tabung reaksi
1
Lemak hewan (mentega) 50g
2
Pipet tetes
2
Minyak tumbuhan 500mL
3
Penangas uap/ penangas air
3
Asam lemak 50gr


4
KOH alkoholik (100g/L) 500mL


5
HCL pekat 200mL


6
Phenophtalin (10g/dalam alcohol) 100mL


7
NaOH (0,1mol/L) 100mL


8
CaCl(50g/L) 100mL


9
MgCl2 (50g/L) 100mL


10
Timbal asetat (50g) 100mL

III.             PROSEDUR KERJA
a.       Saponifikasi
Masukan lemak kedalam tabung reaksi setinggi kira-kira 0,5cm

Tambahkan larutan KOH dalam alcohol sampai lemak tadi terendam, kemudian didihkan selama 1 menit

Tambahkan 10mL air dan didihkan selama 1 menit, kemudian dinginkan

Setelah dingin, tambahkan HCL sampai larutan menjadi asam dan meninggalkan lapisan asam lemak dipermukaan cairan

Pisahkan asam lemak tersebut
 

Panaskan asam lemak dengan air dan dengan hati-hati, tambahkan alkali sampai didapatkan larutan jenuh

b.      Pembentukan Sabun
Panaskan sedikit asam stearat dengan 2mL NaOH encer dan amati kemunculan larutan bersabun

Asamkan dengan HCL, amati perubahannya

Jenuhkan dengan NaCL, catat pemisahan sabun natrium
Tambahkan beberapa tetes CaCl2 , MgCl2 dan Pb(CH3COO)2 kedalam 3 sampel larutan sabun

Amati pengendapan

c.       Uji Asam Lemak Bebas
Tambahkan alkali encer dengan hati-hati ke dalam larutan phenolphtalin sampai didapatkan warna merah muda (pink) yang permanen

Teteskan larutan ini setetes-tetes kedalam larutan lemak yang akan diuji dalam eter


Jika terdapat asam lemak bebas, maka warna akan hilang


PEMBAHASAN
a.      Kemiri
Pada pengujian Saponifikasi kemiri setelah di tambahkan dengan 7 tetes KOH antara ekstrak dan KOH berada pada posisi bercampur/ menyatu. dan kemudian ditambahkan dengan aquades 10 ml dan dipanaskan selama 1 menit kemudian didinginkan terjadi perubahan menjadi putih  keruh. Kemudian di tambahkan  HCl 10 tetes sehingga larutan menjadi asam, dan terbentuk larutan putih keruh yang terangkat ke permukaan. Lalu lemak dipisahkan dan ditambahkan 5mL air air dan 2mL NaOH dipanaskan 1menit yang menghasilkan 2 lapisan, kuning bening yang menandakan lemak yang terbentuk dan putih bening yang menandakan larutan NaOH dan air yang tidak menyatu dengan lemak.
Pada pengujian pembentukan sabun ekstrak ditetesi dengan 2mL NaOH kemudian dipanaskan dan ditambahkan 5 tetes HCL lalu dijenuhkan oleh 5 tetes NaCl sehingga terbentuk cincin tipis berwarna putih keemasan. Setelah itu di tambahkan pula CaCl2. Hasil akhir yang terbentuk menghasilkan 2 lapisan, lapisan pertama pertama berwarna kuning keruh yang menandakan lemak dan lapisan bawah berwarna putih keruh yang menandakan asam lemak.
Pada Uji asam lemak bebas, setelah larutan phenophtalin dicampurkan dengan NaOH akan terbentuk warna pink, kemudian diuji dengan penetesan larutan ete yang tlah dicampurkan dengan ekstrak kemirir sedikit demi sedikit, larutan menjadi homogeny dengan hilangnya warna pink yang menandakan bahwa minyak kemiri memiliki asam lemak bebas.
b.      Mentega
Pada pengujian Saponifikasi mentega setelah di tambahkan dengan 7 tetes KOH antara mentega dan KOH berada pada posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas mentega kemudian dididihkan lalu ditambahkan dengan aquades 10mL dan dipanaskan kembali selama 1 menit sehingga terjadi perubahan warna atas menjadi kuning bening.  Kemudian di tambahkan  HCl 10 tetes sampai larutan asam. Pindahkan lemak pada tabung reaksi lain dan ditambahkan air 5mL lalu NaOH 2 mL hingga terbentuk hasil akhir 2 lapisan, lapisan pertama menunjukn lemak dan lapisan kedua menunjukan larutan NaOH dan air yang tidak menyatu dengan lemak.
Pada uji pembentukan sabun, masukan 2mL NaOH encer pada tabung reaksi yang telah terisi mentega, lalu dipanaskan dan terbentuk dua lapisan warna kuning dan putih keruh, kemudian dimasukan 5 tetes HCL lalu diteteskan 5 tetes NaCl lalu dimasukan 2 tetes CaCl hingga terbentuk hasil akhir yaitu gelembung adalah sabun yang terbentuk, kuning pekat yaitu NaOH, putih keruh yaitu HCl, NaCl, dan CaCl.
Pada Uji asam lemak bebas setelah larutan dicampur dan dikocok, warna pink hilang dan kemudian kembali ke warna awal yaitu kuning yang menandakan adanya asam lemak bebas.
c.       Minyak Jelantah
Pada pengujian Saponifikasi Minyak jelantah setelah di tambahkan dengan 7 tetes KOH antara minyak dan KOH berada pada posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas minyak jelantah dan kemudian ditambahkan dengan aquades 10 ml dan dipanaskan selama 1 menit. sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Kemudian di tambahkan  HCl 10 tetes dan asam lemak terangkat ke atas. Asam lemak dipisahkan dan ditambajkan dengan 5mL air dan 2mL NaOH sehingga terbentuk hasil akhir 3 lapisan : lapisan pertama kuning keruh yang menandakan lemak jenuh, lapisan kedua putih keruh yang menandakan asam lemak dan lapisan ketiga putih bening yang menandakan air.
Selanjutkan di teruskan pada pembentukkan sabun, masukan 2mL NaOH  encer pada tabung reaksi yang berisi minyak jelantah kemudian panaskan lalu masukan 5 tetes HCL lalu 5 tetes NaCl lalu yang terakhir 2 tetes CaCl2 . Hasil akhir yang terbentuk yaitu terdapat 3 lapisan, lapisan pertama kuning keruh yang menandakan lemak jenuh, Lpisan kedua putih keruh yang menandakan asam lemak dan putih bening yang menandakan air.
Pada uji asam lemak setelah 5 tetes phenophtalin dicampurkan dengan2 tetes NaOH larutan menjadi berwarna pink, setelah itu ditetesi perlahan-lahan oleh campuran larutan minyak jelantah dan eter, hasil akhirnya menunjukan bahwa kedua larutan tidak bercampur yang menandakan bahwa minyak jelantah tidak memiliki asam lemak bebas.
I.                   PERTANYAAN DISKUSI
1.      Tuliskan reaksi umum yang terjadi pada percobaan saponifikasi?
C3H5(OOR)3+3NaOH                C3H5(OH)3+3NaOOCR

2.      Bagaimana cara kerja sabun membersihkan kotoran?
Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran terutama kotoran yang bersifat seperti lemak atau minyak, karena sabun dapat mengemulsikan lemak atau minyak. Jadi, sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses pembentukan emulsi ini bagian hidrofobik molekul sabun masuk kedalam minyak oleh karena adanya gaya tolak antaramuatan listrik negative ini maka kotoran akan terpecah menjadi partikel partikel kecil dan membentuk emulsi dengan demikian kotoran dapat terpecah dari kain atau benda lain dengan ion Ca++ atau Mg++ sabun dapat membentuk garam, Ca atau Mg yang mengendap, oleh karena itu apabila dalam air terdaapat ion-ion tersebut atau yang disebut air sadah, pemakaian sabun untuk mencuci akan lebih banyak karena terjadinya endapan garam Ca atau Mg yang dapat menempel pada kain.
3.      a.  termasuk kedalam senyawa apakah sabun itu? Apa fungsinya?
    Termasuk senyawa garam natrium alkanoat.
    Fungsinya mampu membersihkan zat pengotor
a.    sebutkan pula contoh setiap masing-masing jenis dari kelompok sabun tersebut ?
 detergen, sabun.

II.                KESIMPULAN
Lemak meupakan substansi biologis yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik yang kurang polar seperti kloroform dan eter. Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang.
Reaksi hidrolisis lemak atau minyak dengan menggunakan basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun disebut reaksi penyabunan. Untuk menghasilkan sabun yang keras digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika dibandingkan dengan sabun lunak. Reksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi.
http://kamuslemak.com/gambar/penyabunan.gif
Reaksi penyabunan/saponifikasi



DAFTAR PUSTAKA
Kamal, Muhammad. 1994. Nutrisi Lemak I. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada
Poedjiadi, Anna.2006.Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI -Press
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
Team Pengajar .2012. Panduan Praktikum Biokimia: Bandung: prodi Pendidikan Biologi UIN SGD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar