JUDUL PRAKTIKUM : Uji
Asam Lemak
WAKTU PRAKTIKUM : 23 Oktober 2012
TEMPAT
PRAKTIKUM : Laboratorium pendidikan biologi UIN Bandung
TUJUAN PRAKTIKUM :
A.
Safonifikasi:
jika lemak dan minyak dipisahkan dengan
alkali, asam lemak bebas, dan gliserol dilepaskan. Proses ini dikenal sebagi
safonifikasi.
B.
Pembentukan
sabun: kelebihan alkali yang bereaksi dengan asam lemak yang di lepaskan
membentuk garam natrium atau kalium yang memberikan karakteristik sabun larut dalam air tetapi diendapkan oleh
penambahan NaCl berlebih. Garam magnesium dan garam kalsium tidak larut dan
bila sabun di campur dengan air sudah tidak berbusa.
I.
LANDASAN TEORI
Lemak
meupakan substansi biologis yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
pelarut organik yang kurang polar seperti kloroform dan eter. Lemak yang
terbentuk dari esterifikasi asam lemak dan gliserol disebut lemak sederhana
sedangkan lemak yang terbentuk dari ester asam lemak dan gliserol yang
mengandung gugus lain yang terikat pada asam lemak dan gliserol sedangkan lemak
yang dihasilkan oleh hidrolisa lemak sederhana dan lemak majemuk disebut lemak
turunan. Lemak yang pada suhu kamar berwujud cair disebut minyak. Suatu lemak
dikatakan tidak jenuh apabila lemak tersebut memiliki ikatan rangkap, sedangkan
lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap. Lemak jenuh mempunyai titik cair
yang lebih tinggi daripada lemak tidak jenuh. Lemak tidak jenuh bereaksi
positif pada larutan Hubl karena memberikan perubahan warna orange pada lemak
tidak jenuh. (Kamal, 1994)
Asam
lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida atau lemak,
baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam karboksilat
yang mempunyai rantai karbon panjang. ( Poedjiadi : 2005)
Asam
lemak yang terdiri atas rantai karbon yang mengikat semua hydrogen yang dapat
diikatnya diamakan asam lemak jenuh. Asam lemak yang mengandung satu atau lebih
ikatan rangkap dimana sebetulnya dapat diikat tambhaan atom hydrogen dinamakan
lemak tidak jenuh. Asam lemak tidak jenuh tunggal mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap. (Sunita Almatsier, 2004)
Suatu
asam lemak merupakan suatu rantai hodrokarbon dengan suatu gugusan karboksil
terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam.
Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya, asam lemak berantai empat-atau
enam- adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserolutama ditemukan pada
tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan
panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C
dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih
ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam
lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda
(masing-masing, asam lemak monoenoat dan dienoat); namun, asam lemak olefinik
dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan
secara alamiah. Molekul asam lemak memiliki daerah hidrofobik dan daerah
hidrofilik sekaligus. Dua sifat yang saling bertolak belakang dalam satu
molekul inilah yang umumnya mendasari berbagai fungsi biologis lipid. Ekor
hidrokarbon asam lemak cenderung saling berkumpul sedemikian rupa sehingga
hanya sedikit saja berhubungan dengan air. Sebaliknya, gugus karboksilnya,
karena bersifat polar, cenderung untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar yang
terutama terdiri atas air ( Poedjiadi : 2005)
Asam lemak adalah asam lemah.
Apabila larut dalam air molekul asam lemak akan terionisasi sebagian dan
melepaskan ion H+. Dalam hal ini pH larutan tergantung pada konstanta keasaman
dan derajat ionisasi masing-masing asam lemak. Rumus pH untuk asam lemah pada
umumnya telah dikemukakan oleh Henderson-Hasselbach. Asam lemak dapat bereaksi
dengan basa, membentuk garam. Garam natrium atau kalium yang dihasilkan oleh
asam lemak dapat larut dalam air dan dikenal sebagai sabun. Sabun kalium
disebut sabun lunak dan digunakan untuk sabun bayi. Asam lemak yang digunakan
pada sabun pada umumnya adalah asam palmitat atau stearat. Minyak adalah ester
asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Melalui proses hidrogenasi dengan
bantuan katalis Pt atau Ni, asam lemak tidak jenuh diubah menjadi asam lemak
jenuh, dan melalui proses penyabunan dengan basa NaOH atau KOH akan terbentuk
sabun dan gliserol
Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain:
a.
Hidrolisis :
Hidrolisis
lipid seperti triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan
lipase, menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat
dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3 daripada posisi 2 dari
triasilgliserol. Hidrolisis biasa disebut saponifikasi. Reaksi
saponifikasi tidak lain adalah hidrolisis basa suatu ester dengan alkali (NaOH,
KOH)
b.
Penyabunan
Hidrolisis
lemak oleh alkali disebut penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam
alkali asam lemak yang disebut sabun
c.
Penguraian (kerusakan, ketengikan) lipid
Ketengikan
adalah perubahan kimia yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak .
Penyebabnya antara lain auto oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri (http://www.scribd.com/doc/46124314/saponifikasi)
II.
ALAT DAN BAHAN
ALAT
|
BAHAN
|
||
1
|
Tabung
reaksi
|
1
|
Lemak
hewan (mentega) 50g
|
2
|
Pipet
tetes
|
2
|
Minyak
tumbuhan 500mL
|
3
|
Penangas
uap/ penangas air
|
3
|
Asam
lemak 50gr
|
|
|
4
|
KOH
alkoholik (100g/L) 500mL
|
|
|
5
|
HCL
pekat 200mL
|
|
|
6
|
Phenophtalin
(10g/dalam alcohol) 100mL
|
|
|
7
|
NaOH
(0,1mol/L) 100mL
|
|
|
8
|
CaCl2 (50g/L) 100mL
|
|
|
9
|
MgCl2
(50g/L) 100mL
|
|
|
10
|
Timbal
asetat (50g) 100mL
|
III.
PROSEDUR KERJA
a.
Saponifikasi
Masukan
lemak kedalam tabung reaksi setinggi kira-kira 0,5cm
Tambahkan
larutan KOH dalam alcohol sampai lemak tadi terendam, kemudian didihkan selama
1 menit
Tambahkan
10mL air dan didihkan selama 1 menit, kemudian dinginkan
Setelah
dingin, tambahkan HCL sampai larutan menjadi asam dan meninggalkan lapisan asam
lemak dipermukaan cairan
Pisahkan
asam lemak tersebut
Panaskan
asam lemak dengan air dan dengan hati-hati, tambahkan alkali sampai didapatkan
larutan jenuh
b.
Pembentukan
Sabun
Panaskan
sedikit asam stearat dengan 2mL NaOH encer dan amati kemunculan larutan
bersabun
Asamkan
dengan HCL, amati perubahannya
Jenuhkan dengan NaCL, catat pemisahan sabun natrium
Tambahkan
beberapa tetes CaCl2 , MgCl2 dan Pb(CH3COO)2
kedalam 3 sampel larutan sabun
Amati pengendapan
c.
Uji Asam Lemak
Bebas
Tambahkan
alkali encer dengan hati-hati ke dalam larutan phenolphtalin sampai didapatkan
warna merah muda (pink) yang permanen
Teteskan
larutan ini setetes-tetes kedalam larutan lemak yang akan diuji dalam eter
Jika terdapat asam lemak bebas, maka warna akan hilang
PEMBAHASAN
a.
Kemiri
Pada pengujian Saponifikasi kemiri
setelah di tambahkan dengan 7 tetes KOH antara ekstrak dan KOH berada pada
posisi bercampur/ menyatu. dan kemudian ditambahkan dengan aquades 10 ml dan
dipanaskan selama 1 menit kemudian didinginkan terjadi perubahan menjadi
putih keruh. Kemudian di tambahkan HCl 10 tetes sehingga larutan menjadi asam,
dan terbentuk larutan putih keruh yang terangkat ke permukaan. Lalu lemak
dipisahkan dan ditambahkan 5mL air air dan 2mL NaOH dipanaskan 1menit yang
menghasilkan 2 lapisan, kuning bening yang menandakan lemak yang terbentuk dan
putih bening yang menandakan larutan NaOH dan air yang tidak menyatu dengan
lemak.
Pada pengujian pembentukan sabun
ekstrak ditetesi dengan 2mL NaOH kemudian dipanaskan dan ditambahkan 5 tetes HCL
lalu dijenuhkan oleh 5 tetes NaCl sehingga terbentuk cincin tipis berwarna
putih keemasan. Setelah itu di tambahkan pula CaCl2. Hasil akhir
yang terbentuk menghasilkan 2 lapisan, lapisan pertama pertama berwarna kuning
keruh yang menandakan lemak dan lapisan bawah berwarna putih keruh yang
menandakan asam lemak.
Pada Uji asam lemak bebas, setelah
larutan phenophtalin dicampurkan dengan NaOH akan terbentuk warna pink,
kemudian diuji dengan penetesan larutan ete yang tlah dicampurkan dengan
ekstrak kemirir sedikit demi sedikit, larutan menjadi homogeny dengan hilangnya
warna pink yang menandakan bahwa minyak kemiri memiliki asam lemak bebas.
b.
Mentega
Pada pengujian Saponifikasi mentega
setelah di tambahkan dengan 7 tetes KOH antara mentega dan KOH berada pada
posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas mentega kemudian
dididihkan lalu ditambahkan dengan aquades 10mL dan dipanaskan kembali selama 1
menit sehingga terjadi perubahan warna atas menjadi kuning bening. Kemudian di tambahkan HCl 10 tetes sampai larutan asam. Pindahkan
lemak pada tabung reaksi lain dan ditambahkan air 5mL lalu NaOH 2 mL hingga
terbentuk hasil akhir 2 lapisan, lapisan pertama menunjukn lemak dan lapisan
kedua menunjukan larutan NaOH dan air yang tidak menyatu dengan lemak.
Pada uji pembentukan sabun, masukan
2mL NaOH encer pada tabung reaksi yang telah terisi mentega, lalu dipanaskan
dan terbentuk dua lapisan warna kuning dan putih keruh, kemudian dimasukan 5
tetes HCL lalu diteteskan 5 tetes NaCl lalu dimasukan 2 tetes CaCl hingga
terbentuk hasil akhir yaitu gelembung adalah sabun yang terbentuk, kuning pekat
yaitu NaOH, putih keruh yaitu HCl, NaCl, dan CaCl.
Pada Uji asam lemak bebas setelah
larutan dicampur dan dikocok, warna pink hilang dan kemudian kembali ke warna
awal yaitu kuning yang menandakan adanya asam lemak bebas.
c.
Minyak Jelantah
Pada pengujian Saponifikasi Minyak
jelantah setelah di tambahkan dengan 7 tetes KOH antara minyak dan KOH berada
pada posisi terpisah yakni KOH berada di bawahnya dan bagian atas minyak jelantah
dan kemudian ditambahkan dengan aquades 10 ml dan dipanaskan selama 1 menit.
sehingga terjadi perubahan warna menjadi kuning kecoklatan. Kemudian di
tambahkan HCl 10 tetes dan asam lemak
terangkat ke atas. Asam lemak dipisahkan dan ditambajkan dengan 5mL air dan 2mL
NaOH sehingga terbentuk hasil akhir 3 lapisan : lapisan pertama kuning keruh
yang menandakan lemak jenuh, lapisan kedua putih keruh yang menandakan asam
lemak dan lapisan ketiga putih bening yang menandakan air.
Selanjutkan di teruskan pada
pembentukkan sabun, masukan 2mL NaOH
encer pada tabung reaksi yang berisi minyak jelantah kemudian panaskan
lalu masukan 5 tetes HCL lalu 5 tetes NaCl lalu yang terakhir 2 tetes CaCl2
. Hasil akhir yang terbentuk yaitu terdapat 3 lapisan, lapisan pertama kuning
keruh yang menandakan lemak jenuh, Lpisan kedua putih keruh yang menandakan
asam lemak dan putih bening yang menandakan air.
Pada uji asam lemak setelah 5 tetes
phenophtalin dicampurkan dengan2 tetes NaOH larutan menjadi berwarna pink,
setelah itu ditetesi perlahan-lahan oleh campuran larutan minyak jelantah dan
eter, hasil akhirnya menunjukan bahwa kedua larutan tidak bercampur yang
menandakan bahwa minyak jelantah tidak memiliki asam lemak bebas.
I.
PERTANYAAN
DISKUSI
1.
Tuliskan reaksi
umum yang terjadi pada percobaan saponifikasi?
C3H5(OOR)3+3NaOH C3H5(OH)3+3NaOOCR
2.
Bagaimana cara
kerja sabun membersihkan kotoran?
Sabun digunakan sebagai bahan pembersih kotoran terutama kotoran
yang bersifat seperti lemak atau minyak, karena sabun dapat mengemulsikan lemak
atau minyak. Jadi, sabun dapat berfungsi sebagai emulgator. Pada proses
pembentukan emulsi ini bagian hidrofobik molekul sabun masuk kedalam minyak
oleh karena adanya gaya tolak antaramuatan listrik negative ini maka kotoran
akan terpecah menjadi partikel partikel kecil dan membentuk emulsi dengan
demikian kotoran dapat terpecah dari kain atau benda lain dengan ion Ca++ atau
Mg++ sabun dapat membentuk garam, Ca atau Mg yang mengendap, oleh karena itu apabila
dalam air terdaapat ion-ion tersebut atau yang disebut air sadah, pemakaian
sabun untuk mencuci akan lebih banyak karena terjadinya endapan garam Ca atau
Mg yang dapat menempel pada kain.
3.
a. termasuk kedalam senyawa apakah sabun itu? Apa
fungsinya?
Termasuk senyawa garam
natrium alkanoat.
Fungsinya mampu
membersihkan zat pengotor
a.
sebutkan pula
contoh setiap masing-masing jenis dari kelompok sabun tersebut ?
detergen, sabun.
II.
KESIMPULAN
Lemak meupakan substansi biologis yang tidak larut dalam air,
tetapi larut dalam pelarut organik yang kurang polar seperti kloroform dan
eter. Asam lemak adalah asam organic yang terdapat sebagai ester trigliserida
atau lemak, baik yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Asam ini adalah asam
karboksilat yang mempunyai rantai karbon panjang.
Reaksi hidrolisis lemak atau minyak dengan menggunakan basa
kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak
atau sabun disebut reaksi penyabunan. Untuk menghasilkan sabun yang keras
digunakan NaOH, sedangkan untuk menghasilkan sabun yang lunak atau sabun cair
digunakan KOH. Perbedaan antara sabun keras dan lunak jika dilihat dari
kelarutannya dalam air yaitu sabun keras bersifat kurang larut dalam air jika
dibandingkan dengan sabun lunak. Reksi penyabunan disebut juga reaksi
saponifikasi.
Reaksi penyabunan/saponifikasi
DAFTAR PUSTAKA
Kamal, Muhammad. 1994. Nutrisi Lemak I. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada
Poedjiadi, Anna.2006.Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI -Press
Almatsier, Sunita. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta :
Gramedia
Team Pengajar .2012. Panduan Praktikum Biokimia: Bandung:
prodi Pendidikan Biologi UIN SGD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar