LAPORAN PRAKTIKUM
FISIOLOGI HEWAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum
fisiologi hewan.
Kelompok 4:
Resa Indah Pebrina (1210206081)
Rifani Nurfauzia (1210206083)
Rita Yuliana (1210206090)
Selly Kusmayanti (1210206099)
Teni Budiarti (1210206111)
PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI V/ B
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2012
ENZIM
DAN KERJA ENZIM I dan II
Hari/ Tanggal:
Kamis, 27 September dan 04 Oktober 2012
A.
DASAR TEORI
Enzim adalah
satu atau beberapa gugus polipeptida (protein) yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia. Enzim bekerja dengan cara menempel pada permukaan molekul zat-zat
yang bereaksi dan dengan demikian mempercepat proses reaksi. Percepatan terjadi
karena enzim menurunkan energi pengaktifan yang dengan sendirinya akan
mempermudah reaksi
Dengan tidak adanya enzim. Lalu lintas kimiawi
melalui jalur-jalur metabolisme akan menjadi sangat macet. (Campbell,dkk.
2004: 98).
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai
protein oleh sumber pada tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi urease dari
‘kara pedang’ (Jack bean). Urease adalah enzim yang dapat menguraikan urea
menjadi CO2 dan NH3 beberapa tahun kemudian Nhorthrop dan Kunitz dapat
mengisolasi pepsin, tripsin, kimotripsin. Selanjutnya makin banyak enzim yang
telah dapat diisolasi dan telah dibuktikan bahwa enzim tersebut ialah suatu
protein (Anna Poedjiadi, 2005: 141)
Enzim adalah protein yang berperan
sebagai katalis dalam metabolisme makhluk hidup. Enzim berperan untuk
mempercepat reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup, tetapi
enzim itu sendiri tidak ikut bereaksi. Enzim berperan
secara lebih spesifik dalam hal menentukan reaksi mana yang akan dipacu
dibandingkan dengan katalisator anorganik sehingga ribuan reaksi dapat
berlangsung dengan tidak menghasilkan produk sampingan yang beracun
Enzim adalah senyawa organik yang dihasilkan
oleh sel-sel hidup. Inilah mengapa enzim tersebut katalis hayati atau organik
atau sarana katalitik. Katalis juga menampakan spesifik atau kekhususan.
Artinya suatu katalis tertentu akan berfungsi pada hanya suatu jenis reaksi
tertentu saja (Mutiara indah, 2004: 318).
Terdapat 2 macam cara kerja enzim :
1.
Lock and key (gembok dan anak kunci)
Setiap enzim memiliki sisi aktif yang tersusun
dari sejumlah asam amino. Bentuk sisi aktif ini sangat spesifik, sehingga hanya
molekul dengan bentuk tertentu yang dapat menjadi substrat bagi enzim.
2.
Induced fit (induksi pas)
Sisi aktif
enzim merupakan bentuk yang tidak kaku (fleksibel). Ketika substrat memasuki
sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif berubah bentuk sesuai dengan bentuk
substrat kemudian terbentuk kompleks enzim-substrat. Pada saat produk sudah
terlepas dari kompleks, maka enzim lepas dan kembali bereaksi dengan substrat
yang lain. Enzim bekerja dengan cara mengkatalis reaksi sehingga meningkatkan
kecepatan reaksi yang dilakukan dengan menurunkan energi aktivasi (energi yang
dibutuhkan untuk reaksi) (http://oketips.com/10146/tips-enzim-pencernaan-mengetahui-cara-kerja-enzim-amilase/)
Kerja enzim
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah:
1. Suhu,
semakin tinggi suhu, kerja enzim juga akan meningkat
2. pH,
pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi tergantung jenisnya
3. Konsentrasi
substart, semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja
enzim tetapi akan mencapai titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4. Konsentrasi
enzim, semakin tinggi konsentrasi enzim, semakin meningkat juga kerja enzim
5. Adanya
activator, aktivator merupakan zat yang memicu kerja enzim
6. Adanya
inhibitor, inhibitor merupakan zat yang menghambat kerja enzim. (http://fionaangelina.com/2008/09/14/enzim/)
Fungsi suatu enzim ialah sebagai katalis untuk
proses biokimia yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel. Dari hal
tersebut, maka dikenal dua tipe enzim, yaitu enzim ekstra seluler, atau
eksoenzim (berfungsi di luar sel) dan enzim intraseluler, atau endoenzim
(berfungsi di dalam sel). (Anna Poedjiadi, 2004: 143).
Cara kerja enzim adalah dengan membentuk
senyawa enzim-substrat, kemudian menghasilkan suatu produk tanpa merubah senyawa
enzim itu sendiri, setelah produk terbentuk maka enzim akan melepaskan diri
untuk membentuk senyawa baru dengan substrat yang lain (http://www.e-dukasi.net/mapok/mp.full.php?id=372fname=materi2.html)
Enzim digolongkan menurut reaksi yang
diikutinya, sedangkan masing-masing enzim diberi nama menurut nama substratnya,
enzim dibagi dalam enam kelompok golongan besar, yaitu:
1. Oksidoreduktase
Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase, yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa (donor). Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor). Enzim-enzim oksidate juga sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat.
Enzim-enzim yang termasuk golongan ini dapat dibagi dalam dua bagian yaitu dehidrogenase dan oksidase. Dehidrogenase bekerja pada reaksi-reaksi dehidrogenase, yaitu reaksi pengambilan atom hidrogen dari suatu senyawa (donor). Hidrogen yang dilepas diterima oleh senyawa lain (akseptor). Enzim-enzim oksidate juga sebagai katalis pada reaksi pengambilan hidrogen dari suatu substrat.
2. Transferase
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltrasferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, dll
Enzim yang termasuk golongan ini bekerja sebagai katalis pada reaksi pemindahan suatu gugus dari suatu senyawa kepada senyawa lain. Enzim yang termasuk golongan ini ialah metiltrasferase, hidroksimetiltransferase, karboksiltransferase, dll
3. Hidrolase
Enzim yang termasuk golongan iini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Enzim yang termasuk golongan ini ialah esterase, lipase, amilase, dll
Enzim yang termasuk golongan iini bekerja sebagai katalis pada reaksi hidrolisis. Enzim yang termasuk golongan ini ialah esterase, lipase, amilase, dll
4. Isomerase
Bekerja pada
reaksi perubahan intramolekuler. Contoh yang termasuk enzim ini ialah
ribulosafosfat epimerase dan glukosa fosfat isomerase
5. Ligase
Bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karena itu enzim tersebut dinamakan sintesase, ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain glutamin sintetase dan piruvat karboksilase (Anna Poedjiadi, 2005: 153-157).
Bekerja pada reaksi-reaksi penggabungan dua molekul. Oleh karena itu enzim tersebut dinamakan sintesase, ikatan yang terbentuk dari penggabungan tersebut adalah ikatan C-O, C-S, C-N atau C-C. Contoh enzim golongan ini antara lain glutamin sintetase dan piruvat karboksilase (Anna Poedjiadi, 2005: 153-157).
B.
TUJUAN
Mengetahui
kerja enzim pada proses pencernaan di dalam mulut
Mengukur kerja
enzim amilase dalam beberapa lingkungan suhu yang berbeda
C.
ALAT DAN BAHAN
Alat
|
Bahan
|
1. Beker gelas
25 ml
2. Tabung
reaksi
3. Pipet
4. Batang
pengaduk kaca
5. Gelas Ukur
6. Plat tetes
7. Lumpang dan
alu porselin
8. Bunsen
spirtus + kaki tiga + kasa
9. Almunium
foil
10
Termometer
11
Kardus bekas
|
1. Saliva
2. Larutan
Almunium
3. Larutan Iod
4. Larutan
Benedict
5. Es dan air es
6. Lugol
7. Kue Crackers
8. Waterbath
|
D. CARA KERJA
a.
Kerja enzim
amilase pada proses pencernaan di dalam mulut
Amati dan catat
perubahan yang terjadi
A.
PEMBAHASAN
Pada praktikum
ini yang dilakukan yaitu dengan
menggunakan cracker yang ditumbuk dan yang dikunyah, keduanya di tetesi iod, pada
crackers yang ditumbuk disimpan di dalam kardus yang tanpa
cahaya selama 30 menit, hasilnya menghasilkan warna hitam pekat karena tidak
ada enzim di dalamnya. Pada crekers
yang dikunyah menggunakan interval waktu 30 detik, 1 menit, 2 menit, 3 menit, 4
menit, 5 menit, dan 10 menit, pada crekers yang dikunyah mengalami perubahan
warna dan intensitas yang berbeda-beda, dimulai ungu
pekat, ungu kehitaman, ungu, dikarenakan enzim amilase yang bekerja
di mulut, terjadi perubahan warna tiap waktu yang ditentukan. Pada mulut juga
terjadi proses pemecahan karbohidrat
menjadi glukosa yang di bantu oleh enzim amilase.
Berdasarkan intensitas kepekatannya, hasil yang paling pekat adalah crekers
yang ditumbuk. Hal ini karena kandungan karbohidratnya berupa glukosa masih
utuh tidak mengalami penguraian seperti halnya yang mendapat perlakuan
menggunakan enzim amilase dalam mulut. Sehingga hasil yang diperoleh amilumnya
tampak sangat pekat. Adapun crekers yang dikunyah semakin lama waktu
pengunyahan semakin pekat kandungan amilumnya. Namun dalam sumber literatur menyatakan
bahwa semakin lama waktu pengunyahan semakin encer tingkat intensitas
amilumnya. Perbedaan hasil percobaan ini dipengaruhi oleh konsentrasi saliva
masing-masing orang dan cara pengunyahannya yang berbeda, sehingga hasil yang
diperoleh pun berbeda.
B. PERTANYAAN DAN JAWABAN
1.
Apa kegunaan uji Iod dan Benedict?
· Uji iod ialah
untuk penambahan iod pada suatu polisakarida akan menyebabkan terbentuknya
kompleks adsorpsi berwarna spesifik. Amilum atau pati dengan iodium
menghasilkan warna biru, dekstrin menghasilkan warna merah anggur, glikogen dan
sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi dengan yodium membentuk warna merah
cokelat.
· Sedangkan uji
benedict digunakan untuk menguji adanya glukosa dalam suatu larutan, benedict
digunakan untuk mentes atau memeriksa kehadiran gula monosakarida dalam suatu
cairan monosakarida bersifat reduktor, dengan meneteskan reagen akan
menghasilkan endapan merah bata. Selain menguji kualitas secara kuantitatif,
karena semakin banyak gula dalam.
2.
Apa saliva itu? Kelenjar apa yang
menghasilkannya? dan komponen apa saja yang terkandung dalam saliva?
Saliva adalah
suatu cairan oral yang kompleks, yang tidak berwarna yang terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral.
Dihasilkan oleh kelenjar ludah. Saliva disekresi di kelenjar saliva mayor
yang terdiri dari kelenjar parotid, submandibula dan sublingualis dan kelenjar
saliva minor yang terdiri dari kelenjar lingualis, bukalis, labialis, palatinal
dan glossopalatina. Saliva diproduksi oleh masing-masing kelenjar saliva mayor
yang berbeda dalam jumlah dan komposisinya. Kelenjar parotid menghasilkan
saliva yang encer yang kaya akan enzim seperti amilase, protein seperti protein
kaya proline dan glikoprotein lain. Kelenjar submandibular menghasilkan saliva
yang bercampur yaitu serus dan mukus tapi yang lebih dominan adalah serus.
Kelenjar sublingual menghasilkan saliva yang kental namun ditemukan sedikit sel
serus.
3.
Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi cara
kerja enzim?
Kerja
enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya ialah:
1.
Suhu, semakin tinggi suhu, kerja enzim juga
akan meningkat
2.
pH, pengaruh pH terhadap suatu enzim bervariasi
tergantung jenisnya
3.
Konsentrasi substart, semakin tinggi
konsentrasi substrat, semakin meningkat juga kerja enzim tetapi akan mencapai
titik maksimal pada konsentrasi tertentu.
4.
Konsentrasi enzim, semakin tinggi konsentrasi
enzim, semakin meningkat juga kerja enzim
5.
Adanya aktivator. Aktivator merupakan zat yang
memicu kerja enzim
6.
Adanya inhibitor, inhibitor merupakan zat yang
menghambat kerja enzim
4.
Apa yang dimaksud titik akromatis?
Titik akromatis
adalah titik dimana sudah tidak terjadi perubahan warna lagi. Pada uji iod titik
akromatis bisa diartikan sebagai titik dimana terjadi perubahan kimia dari polisakarida
menjadi monosakarida.
PEMBAHASAN ENZIM 2
F. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil praktikum pada uji hidrolisis amilum uji iod dan
benedict pada suhu 50 C, 150 C, 250 C, 350
C, 400 C, 450 C, 550 C terlihat perubahan. Pada uji benedict warna tidak begitu
memperlihatkan perubahan namun ditemukan butiran-butiran putih dari menit ke
menit pada setiap suhu, maka hal ini sesuai dengan teori bahwa ini menandakan adanya proses hidrolisis maltosa menjadi dua
molekul glukosa. Proses pemanasan mempercepat hidrolisis maltosa menjadi
glukosa. Pada uji iod ditemukan titik akromatis pada suhu 350C yang
ditandai dengan intensitas kepekatan yang makin bertambah dari menit pertama
hingga menit terakhir, namun dalam sumber literatur menyatakan bahwa suhu
optimal enzim berada pada suhu 300C- 400C dan akan rusak
di atas suhu 500 C. Hal ini disebabkan apabila enzim berada pada
suhu yang terlalu tinggi akan mengakibatkan denaturasi (perubahan struktur)
serta kerusakan pada enzim.
G. PERTANYAAN DAN JAWABAN
5. Berapa suhu
optimum kerja enzim amilase berdasarkan hasil percobaan? Bandingkan dengan
sumber literatur!
Berdasarkan percobaan suhu optimum kerja enzim amilase adalah 350C
dengan ditandai intensitas perbedaan kepekatan dari 2 menit pertama sampai 2
menit ke 15, sedangkan berdasarkan sumber literature suhu optimum enzim itu 300C
- 400C. Karena enzim akan mengalami denaturasi apabila berada dalam
suhu yang terlalu tinggi.
6. Buatlah grafik yang menunjukan suhu optimum untuk
aktifitas kerja enzim amilase---suhu terhadap interval waktu!
7. Buatlah grafik yang menggambarkan
titik akromatis!
8. Uraikan
tahapan hidrolisis amilum oleh enzim amilase!
Tahap hidrolisis amilum
↓
Amilum
↓
Amilodekstrin
↓
Eritrodekstrin
↓
Akrodekstrin
↓
Maltosa
Amilum
↓
Amilodekstrin
↓
Eritrodekstrin
↓
Akrodekstrin
↓
Maltosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar