LAPORAN
PRAKTIKUM
SEL
TUMBUHAN
Diajukan untuk memenuhi
salah satu mata kuliah praktikum anatomi Tumbuhan.
OLEH
:
RITA
YULIANA 1210206088
SELLY
KUSMAYANTI 1210206099
SITI
ANNISA 1210206101
KELOMPOK
7
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2011-2012
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
kuasa dan kehendak-Nya saya mampu menyelesaikan seluruh kegiatan praktikum ini.
Banyak hal yang di hadapi dalam melaksanakan praktikum ini, dimana semua hal
tersebut memberi warna tersendiri dalam perjuangan mencapai penyelesaian
laporan ini. Semua halangan dapat dihadapi berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, saya
menyampaikan rasa terima kasih dengan tulus kepada :
Ø
Allah S.W.T yang telah memberikan
seluruh nikmat-Nya kepada hamba-Nya.
Ø
Kedua orang tua yang telah mendoakan
anak-anaknya agar menjadi anak yang shalih dan shalihah.
Ø
Dosen mata kuliah. Berkat
kegigihanmu praktikum ini berjalan dengan lancar.
Ø
Asisten Dosen yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing dalam pelaksanaan praktikum ini.
Ø
Teman-teman yang memberikan dukungan
baik secara moril maupun materil.
Ø
Semua pihak yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Hanya untaian kata terima kasih yang dapat saya
haturkan, semoga Allah SWT senantiasa membalas segala kebaikan dengan hal yang
lebih indah. Amien.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung,
Penulis
Judul
Praktikum : SEL TUMBUHAN
Hari/Tanggal
Praktikum : Rabu, 29 Februari
2012
Tempat :
Laboratorium Pend.Biologi FTK UIN SGD Bandung
Tujuan
Praktikum :
1.
Mengidentifikasi pigmen dalam sel
tumbuhan.
2.
Membedakan zat-zat ergastik dalam
sel tumbuhan.
A.
Dasar Teori
Ilmu yang mempelajari tentang sel disebut
sitologi. Semua organisme yang hidup terdiri dari sel, dapat berupa organisme
bersel tanggal atau bersel banyak. Setiap sel merupakan unit fungsional dan
struktural dari bentuk hidup.
Sel merupakan kesatuan terkecil dari suatu organisme
hidup. Sel tumbuhan terdiri dari protoplas yang dikelilingi dinding sel.
Biasanya dinding sel dianggap bagian mati sedangkan protoplas adalah bagian
hidup dari sel. Karena itu, protoplas tidak terdapat pada sel mati walaupun
seringkali masih terdapat sisa-sisa dalam lumen sel.
Pada organisme
bersel banyak tidak semata-mata merupakan kumpulan sel, tetapi saling
berhubungan dan berkoordinasi secara harmonis. Sel-sel sangat bervariasi
ukurannya, bentuknya, strukturnya dan fungsinya. Ada yang berukuran mikron,
milimeter bahkan ada yang berukuran sentimeter (serat dalam tumbuhan tertentu).
Beberapa sel ada yang relatif sederhana organisasi bagian dalamnya tetapi ada
pula yang kompleks. Beberapa sel ada yang mempunyai fungsi bermacam-macam
tetapi ada juga yang terspesialisasi aktivitasnya. Robert Hooke adalah orang
yang pertama kali melihat adanya ruang-ruang yang dibatasi oleh dinding sel
pada sayatan gabus yang ia sebut sebagai
sel.
Kemudian ia
melihat cairan yang terdapat di dalam sel, isi sel tersenut selanjutnya diinterpretasikan
sebagai materi hidup yang disebut protoplasma. (Woelaningsih, Sri. 1987. Anatomi Tumbuhan.
Jakarta: UT.)
Zat Ergastik
Di
dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat banyak benda-benda yang nonprotoplasmik atau
biasa disebut dengan benda-benda ergastik, yang biasanya berada di dalam
vakuola, dalam plasma sel dan kerapkali pula dalam plastida. Benda yang
nonprotoplasmik ini terdiri dari substansi (bahan) organik dan anorganik, dapat
bersifat cair maupun padat. Menurut para ahli botani, benda-benda yang
nonprotoplasmik itu umumnya merupakan cadangan makanan yang jumlahnya
berlebihan atau keadaannya dalam jumlah yang besar pada tempat-tempat
penimbunan makanan cadangan makanan seperti misalnya pada akar umbi, umbi-umbi,
biji dan lain-lain.(Kimball,john w.1983.BIOLOGI
jilid 1.Jakarta:Erlangga)
Benda-benda
ergastik yang terdapat di dalam sel tersebut ada yang berbentuk padat dan ada
pula yang berbentuk cair dan juga ada yang terdapat di dalam plastida. Benda
ergastik yang bersifat cair meliputi cairan sel, lemak dan minyak lemak, serta
minyak atsiri dan damar. Sedangkan benda ergastik yang bersifat padat meliputi
kristal Ca-okslat, kristal kersik dan butir-butir aleuron. Dan untuk benda
ergastik yang terdapat pada plastida adalah berupa amilum.
Di dalam sel-sel makhluk hidup
khususnya sel tumbuhan selain banyak dijumpai adanya benda-benda protoplasmik
(hidup) juga terdapat benda-benda nonprotoplasmik (tak hidup) atau disebut
benda ergastik. Benda-benda ini terdiri dari substansi yang bersifat cair
maupun padat dan merupakan hasil dari metabolisme sel. Adapun benda ergastik
yang bersifat padat adalah amilum, aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal kersik,
sistolit, dll. Sedang benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil
tambahan metabolisme yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam cairan
sel berupa zat-zat yang larut di dalamnya, antara lain asam
organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian alkaloid,
minyak eteris atau minyak atsiri dan hars, yang ditemukan dalam sitoplasma atau
dalam vakuola Zat yang terlarut di dalam cairan sel berbeda-beda untuk setiap
sel, bahkan dalam sebuah sel komposisi zat yang terlarut di masing-masing
vakuola mungkin berbeda satu sama lain. (http://avicennia.guru-indonesia.net/artikel_detail-242.html
diakses tgl 20 maret 2012)
1. Amilum
Amilum (pati) merupakan butir-butir
tepung yang dapat disimpan sebagai cadangan makanan. Pada setiap jenis
tumbuhan, butir amilum mempunyai bentuk dan susunan tertentu, namun pada
umumnya berbentuk bundar atau lonjong. Adanya perbedaan bentuk dan susunan
butir amilum ini karena adanya hilus (titik permulaan terbentuknya butir
tepung) di setiap butir tepung. Berdasarkan letak hilus, butir amilum dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) amilum yang konsentris
(hilus terletak di tengah); (b) eksentris (hilus terletak di
tepi). Sedang berdasarkan jumlah hilus dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a)
monoadelph (hilus hanya satu); (b) diadelph
atau setengah majemuk (hilus berjumlah dua yang masing-masing dikelilingi
oleh lamela); dan (c) poliadelph/majemuk (hilus berjumlah banyak
dan tiap hilus dikelilingi oleh lamela) (Gambar 14). Bila jumlahnya sampai
berdesakan dalam sel, maka sisi-sisinya membentuk sudut. Pada beberapa tumbuhan
seperti jagung dan padi, butir amilum majemuk. Ukuran butir amilum bervariasi.
Pada pati kentang misalnya garis tengahnya antara 70-100 mm, pada jagung 12-18
mm.
Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang
mengelilingi hilus. Adanya lamela-lamela ini disebabkan karena waktu
pembentukan amilum, tiap lapisan berbeda kadar airnya sehingga indeks
pembiasannya berbeda. Lamela-lamela ini akan hilang apabila dibubuhi alkohol
keras, sebab air akan diserap oleh alkohol sehingga indeks pembiasannya menjadi
sama.
Dibagian tengah amilum kadang-kadang
tampak seperti terkerat, peristiwa ini disebut korosi. Hal ini
biasa terjadi pada butir-butir amilum dalam biji yang sedang berkecambah.
Sedang peristiwa retak di bagian tengah butir amilum
dikarenakan kepekatan di bagian tengah butir amilum berkurang.
2. Aleuron dan kristal protein
Di tempat penyimpanan makanan cadangan
(misalnya biji) selain amilum terdapat juga protein. Pada waktu biji masih
muda, terdapat vakuola berukuran kecil dan berjumlah banyak. Menjelang biji
menjadi tua, vakuola menjadi dan besar. Setelah biji mengering, air dalam
vakuola menjadi semakin sedikit sehingga konsentrasi zat-zat terlarut di
dalamnya (protein, garam dan lemak) semakin besar. Karena peristiwa pengeringan
ini maka vakuola pecah menjadi beberapa vakuola kecil-kecil yang berisi
protein, garam dan lemak. Kemudian zat-zat tersebut akan mengkristal. Vakuola
yang berisi kristal ini disebut aleuron .
Sebuah aleuron berisi sebuah atau lebih
kristaloid putih telur dan sebuah atau beberapa globoid yaitu bulatan kecil
yang tersusun oleh zat fitin (garam Ca- dan Mg- dari asam meseinesit hexafosfor).
Butir aleuron dalam endosperm biji jarak (Ricinus communis) mengandung
globoid yang terdiri atas garam magnesium dan kalsium dari asam inositol fosfat
serta kristaloid. Disamping itu masih terdapat zat putih telur yang amorf (yang
bila ditetesi larutan Jodium berwarna kuning coklat).
Pada biji padi dan jagung, butir-butir
aleuron terdapat di dalam sel-sel jaringan endosperm yang letaknya paling luar.
Lapisan ini disebut lapisan aleuron. Lapisan ini biasanya akan
terbuang bila mencuci beras terlalu bersih sebelum dimasak. Pada biji jarak,
butir aleuron letaknya tersebar dan berukuran besar.
3. Kristal Ca-oksalat
Kristal merupakan hasil tambahan yang
terjadi pada berbagai proses metabolisme. Yang paling sering ditemukan adalah
kristal garam kalsium, terutama Ca-oksalat (kalsium oksalat). Kristal
Ca-oksalat merupakan hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat
yang terjadi di dalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oksalat bebas
merupakan racun bagi tumbuhan karenanya diendapkan berupa garam Ca-oksalat.
Kristal ini terdapat di dalam plasma atau vakuola sel dan larut dalam asam kuat
(HCl dan H2SO4). Bentuk dari kristal Ca-oksalat
bermacam-macam, ada yang berupa kristal panjang, jika padat serta ditemukan
sendiri-sendiri disebut stiloid; kristal tunggal besar (daun Citrus
sp); kecil berbebntuk prisma kecil seperti pasir (tangkai daun
Amaranthus); jarum/rafida (daun Ananas commosus,
daun Mirabilis jalapa, batang dan akar Alöe sp);
bintang/roset (= majemuk) terdapat pada daun Datura metel,
sisik, pyramid; kristal majemuk dan terhimpun dalam kelompok bulat disebut drus;
dan sebagainya (Gambar 15 dan 17). Kristal dapat ditemukan dalam sel yang sama
rupanya dengan sel sekelilingnya, atau terdapat dalam sel yang khusus, berbeda
dari sel lainnya dan disebut idioblas.
4. Lainnya
Minyak dan lemak termasuk lipida serta
senyawa lain yang bersifat lemak seperti malam, suberin dan kutin juga
merupakan zat ergastik. Zat-zat itu langsung dibentuk oleh sitoplasma dan
elaioplas. Pada biji, embrio dan sel meristematik umum terdapat bahan cadangan
seperti minyak dan lemak.
Garam silika sering ditemukan pada
dinding sel seperti pada rumput-rumputan, namun dapat ditemukan pula di dalam
sel. Sistolit bentuk lain dari ergastik yang merupakan
tonjolan dinding sel kea rah lumen yang mengandung kalsium karbonat. Sel yang
berisi sistolit disebut litosist.
Tanin merupakan kelompok turunan fenol
yang heterogen. Dalam sayatan mikroskopis tannin dikenal sebagai zat berwarna
kuning, merah atau coklat. Tanin dapat ditemukan pada berbagai bagian tumbuhan
terutama pada bagian daun, periderm dan dalam sel yang berhubungan dengan
ikatan pembuluh. Dalam sel, tannin ditemukan vakuola atau sebagai tetes dalam
sitoplasma dan kadang-kadang menembus dinding sel seperti pada jaringan gabus.
Diperkirakan bahwa tannin berfungsi melindungi tumbuhan terhadap kekeringan dan
kerusakan yang disebabkan oleh hewan.(
http://avicennia.guru-indonesia.net/artikel_detail-242.html)
Pigmen
Bicara mengenai pigmen pada tanaman, maka pastilah
kita tidak melupakan klorofil-a, klorofil-b dan karotenoid. Pigmen-pigmen tadi
memiliki peranan dalam fotosintesis. Tetapi kita juga harus mengetahui
keberadaan pigmen tadi dalam tanaman. Organ dalam tanaman yang
bertanggung jawab adalah Plastida. Apa itu plastida.
Plastida adalah organel yang meghasilkan warna pada sel
tumbuhan. Plastida dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Organel ini
hanya terdapat pada sel tumbuhan. Dikenal tiga jenis plastida yaitu:
1) Leukoplas
Plastida ini berwarna putih
berfungsi sebagai penyimpan makanan, terdiri dari:
·
Amiloplas (untuk menyimpan amilum)
·
Elaioplas atau Lipidoplas (untuk menyimpan
lemak/minyak).
·
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2) Kloroplas
Kloroplas merupakan plastida berwarna hijau. Kloroplas yang
berkembang dalam batang dan sel daun mengandung pigmen hijau yang dalam
fotositesis menyerap tenaga matahari untuk mengubah karbon dioksida menjadi
gula, yakni sumber energi kimia dan makanan bagi tetumbuhan. Kloroplas
memperbanyak diri dengan memisahkan diri secara bebas dari pembelahan inti sel.
Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya
fotosintesis.
3) Kromoplas yaitu plastida yang
mengandung pigmen, misalnya :
·
Fikosianin
menimbulkan warna biru misalnya pada Cyanophyta.
·
Fikoeritrin
menimbulkan warna merah misalnya pada Rhodophyta.
·
Karoten menimbulkan
warna keemasan misalnya pada wortel dan Chrysophyta.
·
Xantofil menimbulkan
warna kuning misalnya pada daun yang tua.
·
Fukosatin menimbulkan
warna pirang misalnya pada Phaeophyta.
Kloroplas dan plastida lainnya memiliki membran rangkap.
Membran dalam melingkupi matriks yang dinamakan stroma. Membran dalam ini
terlipat berpasangan yang disebut lamela. Secara berkala lamella ini membesar
sehingga membentuk gelembung pipih terbungkus membran dan dinamakan tilakoid.
Struktur ini tersusun dalam tumpukan mirip koin. Tumpukan tilakoid dinamakan
granum. Pada tilakoid terdapat unit fotosintesis yang berisi molekul pigmen
seperti klorofil a, klorofil b, karoten, xantofil.
(http://goalterzoko.blogspot.com/2009/10/pengukuran-pigmen-tumbuhan.html
diakses tanggal 20 maret 2012)
B.
Alat dan Bahan
Alat
|
Bahan
|
Mikroskop
cahaya
|
Daun adam
dan hawa(Rhoeo discolor)
|
Kaca objek
dan penutup kaca objek
|
Wortel (Daucus carota)
|
Pipet
|
Cabe merah
(Capsicum annum)
|
Cutter
|
Kentang (Solanum tuberosum)
|
Kamera
tustel
|
Singkong (Manihot esculenta)
|
|
Air
|
C.
Cara Kerja
Kegiatan 1
Mengidentifikasi
pigmen dalam plastid pada korteks umbi wortel (Daucus carota) dan pigmen terlarut dalam cocoran sel daun Rhoeo discolor.
1.
Buatlah sayatan melintang korteks
umbi wortel setipis mungkin.
2.
Gambarlah beberapa sel dengan
kromoplas yang bermacam-macam bentuknya.
3.
Buatlah sayatan membujur permukaan
bagian bawah daun Rhoeo discolor dan
Cabe merah (Capsicum annum) .
4. Meletakkan masing-masing sayatan di atas
kaca objek lalu memberi setetes air, tutup dengan kaca penutup dan mengamati
dengan mikroskop.
5.
Gambarlah sel dalam reagen air dan
perhatikan warna dalam reagen dan durHCL.
Kegiatan 2
Membedakan
zat-zat ergastik dalam umbi kentang (Solanum
tuberosum) dan batang singkong (Manihot
esculenta).
1.
Buatlah kerokan bagian dalam umbi
kentang dan singkong, kemudian letakan diatas kaca objek dan mengamati dengan
mikroskop.
2.
Gambarlah sebuah butir sederhana,
sebuah butir majemuk dari amilum kentang dan singkong.
D.
PERTANYAAN
1.
Ada berapa banyak
bentuk kromoplas dalam sel korteks wortel? Nyatakan dalam gambar anda!
2.
Terdapat pada bagian
sel yang mana kromoplas tersebut ( dinding, sitoplasma, atau vakuola)?
Bagaimana anda dapat mengetahuinya?
3.
Apa saja yang terlihat
pada kerokan bagian dalam umbi kentang?
4.
Bagaimana membedakan
butir tunggal, butir majemuk, dan butir sederhana?
5.
Jelaskan hasil
pengamatan anda tentang lapisan-lapisan butir amilum apabila pengarah halus
diubah-ubah?
6.
Bagaimana pembentukan
butir majemuk dibandingkan dengan butir-butir sederhana?
7.
Apakah yang dapat anda
simpulkan dari seluruh hasil pengamatan anda tentang sel tumbuhan dan bagian-bagiannya?
Apakah kekhasan sel tumbuhan yang anda temukan?
JAWABAN
1. Bentuk
kromoplas dalam sel korteks wortel ada 2, yaitu bentuk persegi dan jarum. Dan
tidak semua pewarnaan kuning/merah jingga disebabkan oleh plastida,macam
kromoplas mungkin saja oleh larutan zat warna lain.
2. Kromoplas
terdapat menyebar pasa sitoplasma, cara mengetahuinya dengan mengamati langsung
menggunakan mikroskop.
3. Pada
kerokan bagian dalam umbi kentang terdapat butiran-butiran seperti air yaitu
butir pati.
4. Butir
tunggal yaitu hanya terdapat 1 hilium yang dikelilingi oleh lamela, butir
majemuk terdapat lebih dari hilium dan masing-masing dikelilingi lamela, tetapi
tidak dikelilingi lamela bersama. Butir sederhana hampir sama dengan butir
tunggal memiliki 1 hilium.
5. Jika
pengarah halus diubah-ubah maka lapisan-lapisan butir amilum akan terlihat
lebih jelas dan terfokuskan serta kandungan karotenoid terlihat jelas warna
yang terdapat dalam kerokan wortel.
6. Pembentukan
butir tepung pertama kali dibentuk dalam kloroplas butir majemuk adalah butir
amilum yang mempunyai lebih dari 1 hilium. Masing-masing dikelilingi oleh
lamela bersama, sedangkan butir sederhana hanya mempunyai 1 hilium. Proses
pembentukannya yaitu karena adanya pemadatan molekul dan perbedaan kadar air
pada awal pertumbuhan tiap lapisan.
7. Dari
pernyataan yang kita ketahui bahwa sel tumbuhan itu terdapat bagian-bagiannya
seperti sitoplasma,inti sel, dan butir-butir plastida. Sehingga kita tau bahwa
pada sel tumbuhan dapat dilihat dari warna pigmen serta bentuk-bentuk sel itu
sendiri dan dapat mengetahui zat ergastik untuk benda-benda matio yang terdapat
dalam sel-sel tumbuhan.ciri khususnya dengan adanya dinding sel yang tidak
terdapat pada sel hewan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Kimball,john w.1983.BIOLOGI
jilid 1.Jakarta:Erlangga
·
Kertassapoetra,
A. G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan (Tentang Sel dan Jaringan).
Jakarta: Rineka Cipta.
·
Woelaningsih,
Sri. 1987. Anatomi Tumbuhan. Jakarta: UT.
·
http://goalterzoko.blogspot.com/2009/10/pengukuran-pigmen-tumbuhan.html
diakses tanggal 20 maret 2012
·
http://avicennia.guru-indonesia.net/artikel_detail-242.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar