Sisi lain dunia yang terasa pas menggambarkan bagaimana makna kebebasan terasa indah jika kita melihat sisi lain dari ketidakbebasan.
Saat bahagia yang harusnya dapat kita rasa ketika raga ini kembali berpulang bercengkrama dengan suka cita saat bersama dengan keluarga.
Ini menjadi cermin, menjadi pelajaran dan sebuah ketuk pada pintu hati pada sebuah kesadaran bahwa Cinta yang tertanam dalam kesadaran membuat kita tetap terjaga menguasai diri.
Tepat beberapa hari sebelum hari Raya itu, mata ini tertuju pada sebuah keprihatinan
Rasa empati yang terarah pada ruas jeruji besi memisahkan kebersamaan disaat banyak orang dapat berkumpul dengan sanak yang dicintainya.
Seorang kawan yang harus menanggung kenyataan merayakan "hari kemenangan" dalam keterbatasan.
Menikmati kemenangan dengan tidak ada kemenangan.
Kebebasan yang terenggut oleh kenyataan bahwa jeruji besi ini tak dapat membuat mu merasakan apa-apa
Hanya bercengkrama dengan kawan sepenanggungan menghadapi cobaan.
Dengan keterbatasan memperoleh apa yang dapat dirasakan
Ini telah terjadi ... tak dapat kita putar kembali ... tak perlu kita sesali
hanya penyesalan yang akan menjadi pemantik kebangkitan jika ini dapat kita jadikan pelajaran
Ratapan tak akan memperbaiki keadaan , tangisan hanya menjadi penghibur saat tekanan mulai tak tertahankan
Jadikan ini pelajaran kawan ...
jadikan ini pelecut saat gelap tak lagi dapat diterangi oleh keadaan
Karena Pelita itu ada pada diri kita sendiri ... bukan pada orang lain, bukan pada dimana kita berada
Tuhan memberi pelajaran tepat disaat kita membutuhkan
Disaat kita menjadi sangat jumawa mengatakan pada dunia
Disaat langit tak lagi kita junjung keberadaannya
Disaat bumi ini menjadi hina untuk kita syukuri, begitu besar cinta nya pada manusia
Kembalilah pada Jalanmu ... kembalilah meniti masa depan jika masih ada asa
Perjalanan ini menyimpan berjuta rahasia agar kita dapat menemukaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar